Rabu, 28 Oktober 2015

Hakikat Minat Baca

Hakikat Minat Baca

a. Pengertian Membaca
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), membaca berasal dari kata baca yaitu melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Sementara menurut Tarigan (1993:7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata–kata atau bahasa tulis. Hal itu sejalan dengan Kridalaksana (1993:135), menurutnya membaca adalah ketrampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wacana bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras. Jadi membaca dapat disimpulkan sebagai pesan yang hendak disampaikan dalam bentuk lambang-lambang (tulisan).

b. Pengertian Minat Baca
Minat menurut Rahim (2005:28), adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Sependapat dengan Rahim, menurut Darmono (2007: 214) minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap membaca. Akhir-akhir ini minat baca di kalangan siswa menurun. Membaca dianggap hal yang membosankan. Membaca yang mereka gemari adalah membaca tentang hiburan.

Menurut Mark Twain (dalam Putra, 2008: 7), dengan membaca buku bermutu, seseorang memiliki keunggulan komparatif dibanding orang yang tidak membaca. David Slenk (dalam Putra, 2008: 9-10), mengungkapkan bahwa buku/membaca adalah kebalikan dari televisi/menonton. Buku memang lambat, namun menarik hati, menginspirasi, mengasah otak, dan menumbuhkan kreativitas. Selain itu, dengan membaca orang lebih terbuka cakrawala pemikirannya.

Keterampilan membaca secara kritis menjadi modal dasar untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyintesekan bahan bacaan. Dengan membaca, pemikiran terbuka untuk melihat antarhubungan ide-ide dan menggunakannya sebagai salah satu tujuan dari membaca. Karena itu, untuk membangun masyarakat yang beradab dan maju, maka budaya baca perlu ditumbuhkan.

c. Ciri-Ciri Minat Baca Tinggi
Menurut Syaiful Rijal (nenengdotme.wordpress.com), seorang anak yang mempunyai minat baca tinggi mempunyai minat baca tinggi sebagai berikut.
1. Senantiasa berkeinginan untuk membaca. Sejatinya membaca nyaris identik dengan ilmu pengetahuan, suatu aspek peradaban manusia yang utama mengantarkan manusia dapat mengembangkan kehidupannya.
2. Mempunyai kebiasaan dan kontinuitas dalam membaca.pada saat ini minat dan kegemaran membaca masih tumbuh pada lapisan tertentu, yaitu kalangan akademisi, tokoh masyarakat, dan yang karena kedudukan dan tugasnya dituntut untuk membaca.
3. Memanfaatkan setiap peluang waktu dengan membaca. Membaca adalah suatu hal yang kurang diminati masyarakat umum. Hanya kalangan tertentu yang mempunyai minat baca yang tinggi sajalah yang akan menggunakan setiap peluang waktu untuk membaca.

d. Meningkatkan Minat Baca
Dikarenakan membaca banyak memberikan manfaat, maka membaca merupakan kegiatan yang perlu dilakukan. Budaya membaca harus terus menerus dikumandangkan baik oleh keluarga, pemerintah, maupun orang yang peduli pada kemajuan beradaban. Sebagai bahan bacaan utama, buku yang bermutu menjadi sarana belajar yang paling berpengaruh. Untuk itu, minat baca pada siswa perlu ditingkatkan.

Menurut Putra (2008: 39-77), menumbuhkan minat baca dapat dilakukan sejak masih dalam kandungan dan berbagai cara lainnya.
1) Membacakan Cerita Pada Si Jabang
Kebiasaan baik, ternyata perlu ditanamkan pada si jabang sejak dini. Demikian pula kebiasaan membaca. Membacakan cerita misalnya, sudah bias mulai dilakukan sejak anak masih berada dalam kandungan ibunya. Kebiasaan ini tidak harus menunggu anak sudah bias untuk menyimak.
2) Membacakan Cerita Sebelum Tidur
Sejak bayi, sebaiknya ibu membiasakan membacakan cerita kepada anak. Kebiasaan baik ini, nanti akan dibawa dan akan menumbuhkan kesenangan anak pada bacaan.
3) Rekreasi ke Toko Buku atau Taman Bacaan
Sering berkunjung ke took buku dan book fair, meski pada awal mula sekadar membolak-balik buku merupakan awal yang baik menuju budaya baca.
4) Biasakan Memberi Kado Buku
Buku sebagai kado dapat menjadi awal menumbuhkan minat baca.
5) Menugasi Anak Meringkas Bacaan
Meringkas bacaan, tidak hanya tugas yang perlu diberikan guru di sekolah. Di rumah pun, orang tua dapat menugasi anak membuat ringkasan, terutama untuk mengisi waktu libur.
6) Membuat Soal dari Wacana atau Bacaan
Membuat soal dari wacana, jelas merangsang siswa berpikir. Sebab, untuk dapat menjawab soal dengan baik, dituntut agar siswa memahami bacaan dengan saksama.
7) Membiasakan Siswa yang Naik Kelas/Lulus Meninggalkan Kenangan Buku
Membiasakan siswa yang naik kelas/lulus meninggalkan kenangan buku pada sekolah merupakan kebiasaan baik. Sebab, prosesnya sendiri sudah terkandung di dalamnya upaya mengarahkan siswa tersebut pada kegemaran membaca (Putra, 2008: 39-77).
Selain itu, Rosidi (1973: 24-28) juga mengungkapkan beberapa cara meningkatkan minat baca, yaitu.
a. Peningkatan minat baca orang tua dan guru-guru. Hal itu dirasa penting karena bagaimana bisa orang tua dan guru-guru akan dapat mendidik dan menyuruh anak-anaknya gemar membaca apabila mereka sendiri merasa cukup dengan membaca komik dan majalah-majalah hiburan belaka.
b. Penambahan jumlah waktu yang kita sediakan untuk membaca di samping menambah jumlah bahan bacaan.
c. Penyediaan bahan-bahan bacaan. Penyediaan bahan bacaan yang praktis dan efisien adalah dengan mendirikan perpustakaan.
d. Pengajaran teknik membaca. Tugas untuk membuat ringkasan dengan kata-kata sendiri baik secara lisan maupun secara tertulis yang diselenggarakan secara rutin akan sangat besar pengaruhnya kepada kebiasaan membaca para siswa (Rosidi, 1973: 24-28).
Jadi, untuk menumbuhkan minat baca, sebenarnya dapat dilakukan sejak masih dalam kandungan. Selain itu, peran orang tua dan guru juga sangat berperan penting dalam meningkatkan minat baca. Memberikan tugas untuk meringkas menggunakan bahasa sendiri dan mengerjakan soal dari bahan bacaan juga dapat berpengaruh besar dalam menumbuhkan minat baca siswa.

e. Aspek-Aspek Minat Baca
Minat baca memiliki beberapa aspek-aspek. Menurut Harris dan Sipay melalui Salindri (1996: 30), aspek-aspek minat baca adalah sebagai berikut.
1) Aspek kesadaran akan manfaat membaca, yaitu aspek yang mengungkap seberapa jauh subyek menyadari, mengetahui dan memahami manfaat membaca buku.
2) Aspek perhatian terhadap membaca buku, yaitu aspek yang mengungkap perhatian dan ketertarikan subyek dalam membaca buku.
3) Aspek rasa senang, yaitu aspek yang mengungkap seberapa rasa senang terhadap kegiatan membaca buku.
4) Aspek frekuensi, yaitu seberapa sering subyek membaca buku.

Pendapat Harris dan Sipay ini diperkuat okeh Sinambela. Menurut Sinambela via Sandjaja (2001: 19), aspek-aspek membaca ada tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Kesenangan membaca, yaitu aspek yang mengungkap mengenai senang tidaknya seorang anak dalam membaca.
2) Kesadaran akan manfaat membaca, yaitu aspek yang mengungkap pengetahuan seorang anak mengenai seberapa pentingnya kegiatan membaca.
3) Frekuensi membaca, yaitu aspek yang mengungkapkan sering tidaknya seorang anak membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar