Jumat, 30 Oktober 2015

Menulis Paragraf Naratif

Menulis Paragraf Naratif

1. Pengertian Paragraf Naratif
Paragraf naratif pada hakikatnya adalah karangan yang berisi rangkaian peristiwa yang membentuk suatu jalinan cerita. Karangan jenis ini bersifat kisahan suatu peristiwa yang disusun secara urut.

2. Jenis Paragraf Naratif
Paragraf naratif terbagi menjadi dua jenis, yakni naratif fiksi dan naratif nonfiksi. Naratif fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif/khayal. Naratif jenis fiksi biasanya digunakan dalam penulisan novel, cerpen, atau dongeng. Naratif nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwaperistiwa faktual. Naratif jenis ini biasanya digunakan dalam penulisan laporan berita/peristiwa.

Perbedaan naratif fiksi dan nonfiksi adalah sebagai berikut.

Naratif Fiksi
a. Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.
b. Menggugah imajinasi.
c. Menyampaikan makna/amanat secara tersirat; sebagai sarana rekreasi rohaniah.

Naratif Nonfiksi
a. Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.
b. Memperluas pengetahuan/wawasan.
c. Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.

3. Langkah-Langkah Menyusun Paragraf Naratif
Untuk menyusun sebuah karangan narasi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Tentukan pokok permasalahan (tema) yang akan dijadikan inti cerita.
b. Tentukanlah pelaku atau tokohnya.
c. Susun alur/bagian-bagian cerita secara urut.
d. Rangkailah menjadi suatu cerita yang padu berdasarkan urutan tempat, ruang, dan waktu.
e. Susunlah kerangka karangan.
f. Kembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh.

Teks Naratif Jenis Fiksi

Laksmini menangis terisak di dada Handoko. Ia merasakan batinnya lelah. Sejak kepulangannya ke tanah air. Sejak berita selebriti tinggal serumah, Ferry dan artis Nadia.

Sejak gempa bergoncang di desa mereka. Sejak ayahnya meninggal. Sejak ibunya cidera dan masuk rumah sakit. Sejak ia merasa tertipu oleh Pak Banu.

Dan sekarang, Handoko menyatakan ingin menjadikannya seorang istri. Berbagai perasaan mengharu biru sanubari Laksmini.

Rasa kecewa karena diingkari, rasa marah karena ditipu, rasa sedih ayahnya meninggal, rasa cemas ibunya di rumah sakit. Kini mereka akan menuju ke bahtera kebahagiaan.

(Lentera Laksmini, novellet dalam Tabloid Nova)

Teks Naratif Jenis Nonfiksi

Pengedar Uang Palsu Ditangkap

Tukiran, 49, warga Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, ditangkap karena mengedarkan uang palsu, kemarin. Selain menangkap tersangka, petugas juga menyita barang bukti uang palsu pecahan Rp100 ribu senilai Rp1,5 juta.

Tersangka yang berprofesi tukang kayu ditangkap anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Trucuk dan kini ditahan di Kepolisian Resor (Polres) Klaten. Penangkapan dilakukan berkat laporan masyarakat tentang beredarnya uang palsu pecahan Rp100 ribu di Desa Kalikebo, Trucuk.

Berdasarkan informasi itu Tukiran ditangkap saat membeli rokok di toko dengan menggunakan uang palsu pecahan Rp100 ribu sebanyak 15 lembar.

Kepada polisi, Tukiran mengaku telah tiga kali mengedarkan uang palsu, yaitu di Kalikebo, Srago, dan Jimbung. Hal itu dilakukan karena terdesak kebutuhan untuk membayar angsuran kredit sepeda motor.

Sumber: Media Indonesia, 12 Januari 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar