Rabu, 28 Oktober 2015

Hakikat Penguasaan Kosakata

Hakikat Penguasaan Kosakata

a. Pengertian Kosakata
Menurut Kridalaksana dalam Tarigan (1985:446), kosakata adalah (1) komponen bahasa yang memuat secara informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa; dan (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis. Pendapat itu sejalan dengan pemikiran Soedjito via Tarigan (1985:447), kosakata merupakan: (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara; (3) kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu pengetahuan; dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang kosakata, maka dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah suatu aspek bahasa yang dimiliki seseorang yang mengacu pada konsep tertentu, memiliki aturan serta kaidah-kaidah tertentu. Selain itu digunakan untuk memberi dan menerima informasi.

b. Pentingnya Penguasaan Kosakata
Penguasaan terhadap kosakata sangat diperlukan oleh setiap pemakai bahasa, selain merupakan alat penyalur gagasan, penguasaan terhadap sejumlah kosakata dan memperlancar informasi yang diperlukan melalui komunikasi lisan maupun tulisan. Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa, kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya. Oleh sebab itu keterampilan mengungkapkan dan menerima ide dengan baik sangat berhubungan dengan kosakata.

Penguasaan kosakata dalam satu bahasa berhubungan dengan jumlah kata yang harus dikuasai agar seseorang dapat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan pemilihan kata serta pemakaiannya sesuai dengan konteks komunikasi. Siswa SMA hanya dituntut menguasai kosakata sebesar 12.000 kata, sebagaimana tertuang pada kompetensi umum bahasa dan sastra Indonesia sekolah menengah umum pada butir kelima (Depdiknas, 2000).
c. Cara Mengoptimalkan Kosakata
Proses penambahan kosakata berlanjut dari jenjang pendidikan dasar, menengah menuju jenjang pendidikan di perguruan tinggi dan dunia kerja. Pengetahuan akan berlangsung lebih intensif menyangkut persoalan-persoalan yang lebih abstrak untuk menjadi manusia yang matang dalam bermasyarakat. Tingkat penguasaan kosakata akan lebih banyak dan meningkat sesuai dengan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas.

d. Pembelajaran Kosakata
Kualitas keterampilan berbahasa seseorang sangat dipengaruhi pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya (Tarigan 1985: 2). Semakin kaya kosakata yang dimiliki, semakin terampil pula dalam berbahasa. Perkembangan kosakata merupakan perkembangan konseptual. Suatu program yang sistematis dalam perkembangan kosakata dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendapatan, kemampuan, bawaan, dan status sosial serta faktor-faktor geografis.
Pembelajaran kosakata diajarkan dalam konteks wacana, dipadukan dengan kegiatan pembelajaran seperti percakapan, membaca, menulis. Upaya memperkaya kosakata perlu dilakukan secara terus menerus melalui surat kabar, majalah, pidato-pidato, dan sebagainya.

Untuk meningkatkan penguasaan kosakata dalam pembelajaran menulis teks eksposisi juga dapat dilakukan dengan mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar harus berkaitan dengan materi kosakata. Materi kosakata yang dapat digunakan dalam pembelajaran kosakata antara lain.
a. Idiom
Soedjito dalam Asruri (2000: 28) mengemukakan bahwa idiom adalah suatu ungkapan bahasa yang berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur pembentuknya.

Konstruksi tersebut tidak dapat diganti atau diubah, maka konstruksi semula menjadi tidak tepat atau berbeda.

b. Sinonim
Menurut Chaer (2006: 288), sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih sama. Dikatakan “kurang lebih” karena memang tidak ada dua buah kata berlainan maknanya persis sama. Yang sama sebenarnya hanya informasinya saja, sedangkan maknanya tidak persis sama.

c. Antonim
Menurut Chaer (2006: 390), antonim adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan. Dikatakan “dianggap” karena sifat berlawanan dari dua kata yang berantonim ini sangat relatif.

d. Homonim
Homonim berasal dari bahasa Yunani Kuno onoma yang artinya „nama‟ dan hono yang artinya „sama‟. Menurut Keraf (1985: 130), homonim adalah kata-kata yang mempunyai bentuk yang sama tetapi artinya berbeda.

e. Denotasi dan Konotasi
Denotasi menurut Keraf (1985: 28) adalah sesuatu yang di luar bahasa itu adalah referen, konsep, atau ide tertentu. Karena itu ia memberikan batasan denotasi itu suatu makna yang menunjukkan (denote) kepada suatu referen, konsep atau ide tertentu dari suatu referen.

Sementara konotasi menurut Kridalaksana (1993: 117) adalah aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca).
 
f. Hiponim
Hiponim menurut Santoso (2003: 31) adalah hubungan makna antara yang lebih kecil dan yang lebih besar atau antara yang bersifat khusus dan yang bersifat umum. Hubungan kehiponiman ini bersifat satu arah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar