Kamis, 29 Oktober 2015

Problem Based Learning

Problem Based Learning

Pengertian Problem Based Learning

Problem based learning (PBL) merupakan suatu metode pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran (Sudarman, 2007).

Landasan teori problem based learning adalah kolaborativisme, suatu perspektif yang berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Hal itu menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator siswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual. Menurut paham konstruktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui segala sesuatu yang dikonstruksinya sendiri. Problem based learning memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks.

Dalam model problem based learning ini, pemahaman, transfer pengetahuan, keterampilan berpikir tingkat tinggi, kemampuan pemecahan masalah, dan kemampuan komunikasi ilmiah merupakan dampak langsung pembelajaran. Sedangkan peluang siswa memperoleh hakikat tentang keilmuan, keterampilan proses keilmuan, otonomi dan kebebasan siswa, toleransi terhadap ketidakpastian dan masalah-masalah non rutin merupakan dampak pengiring pembelajaran.

Ciri-Ciri Problem Based Learning

Berbagai pengembangan problem based learning menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Proses belajar harus diawali dengan suatu masalah, terutama masalah dunia nyata yang belum terpecahkan.
(2) Dalam pembelajaran harus menarik perhatian siswa.
(3) Guru berperan sebagai fasilitator/ pemandu di dalam pembelajaran.
(4) Siswa harus diberikan waktu untuk mengumpulkan informasi menetapkan strategi dalam memecahkan masalah sehingga dapat mendorong kemampuan berpikir kreatif.
(5) Pokok materi yang dipelajari tidak harus memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena dapat menakut-nakuti siswa.
(6) Pembelajaran yang nyaman, santai dan berbasis lingkungan dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah (Akinoglu dan Tandongan, 2007).

Berdasarkan uraian tersebut tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model problem based learning dimulai oleh adanya masalah (dapat dimunculkan oleh siswa atau guru), kemudian siswa mengumpulkan informasi mereka telah ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.

Implementasi Problem Based Learning

Berdasarkan penelitian Akinoglu dan Tandongan (2007), model problem based learning secara umum implementasinya mulai dengan tujuan dari model problem based learning, pembentukan kelompok kecil yang terdiri dari 5 atau 7 siswa, pembagian permasalahan yang telah disiapkan, pemecahan masalah, menguji permasalahan, tetapi jika tidak memberikan masalah dapat membuat riset atau praktek.

Menurut Sanjaya (2007: 218), model problem based learning dijalankan dengan 8 langkah, yaitu sebagai berikut:
(1) Menyadari masalah.
(2) Merumuskan masalah.
(3) Merumuskan hipotesis.
(4) Mengumpulkan data.
(5) Menguji hipotesis.
(6) Menentukan pilihan penyelesaian.

Semua langkah tersebut tertuangkan dalam langkah pembelajaran dan pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan langkah tersebut diharapkan para siswa dapat bekerjasama dalam suatu kelompok dan mengembangkan aspek sosial siswa.

Kelebihan dari model Problem Based Learning (PBL)

Menurut Sanjaya (2007: 220) keunggulan dari model problem based learning (PBL) adalah sebagai berikut:
(1) Merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
(2) Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
(3) Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
(4) Dapat membantu siswa untuk bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
(5) Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
(6) Dapat mengetahui cara berpikir siswa dalam menerima pelajaran dengan menggunakan model problem based learning.
(7) Problem based learning dianggap menyenangkan dan disukai siswa.
(8) Dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
(9) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
(10) Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekaligus belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Kekurangan dari model Problem Based Learning (PBL)

Menurut Dincer dkk. sebagaimana dikutip oleh Akinoglu dan Tandongan (2007) kekurangan dari model problem based learning (PBL) adalah sebagai berikut:
(1) Guru kesulitan dalam merubah gaya mengajar.
(2) Memerlukan lebih banyak waktu untuk siswa dalam memecahkan masalah, jika model tersebut baru diperkenalkan dikelas.
(3) Setiap kelompok boleh menyelesaikan tugas sebelum atau sesudahnya
(4) Problem Based Learning membutuhkan bahan dan penelitian yang banyak.
(5) Sukar menerapkan model problem based learning dalam semua kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar