Selasa, 10 November 2015

Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006:109).

Menurut Masnur Muslich (2007: 41) Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Pendekatan kontekstual lebih mendorong pada peran aktif siswa dalam pembelajaran, sehingga peserta didik dapat belajar lebih efektif dan bermakna.

Menurut Sugiyanto (2009: 5) Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang membawa situasi dunia nyata ke dalam pembelajaran di kelas sehingga belajar akan lebih mudah dan menyenangkan (fun Learning) selain itu belajar akan lebih bermakna (meaning ful).

b. Prinsip-Prinsip Contextual Teaching and Learning
Elaine B. Jhonson (Udin Syaifudin Sa’ud, 2009: 165-167) mengemukakan tiga prinsip dalam pembelajaran kontekstual, yaitu:
1) Prinsip Saling Ketergantungan (interdependence)
Segala yang ada di dunia baik itu manusia maupun makhluk hidup lainnya adalah saling berhubungan dan bergantung yang membentuk pola dan jaringan sistem hubungan yang kokoh dan teratur. Dalam pendidikan dan pembelajaran, sekolah merupakan suatu sistem kehidupan yang terkait dengan kehidupan di rumah maupun di masyarakat.
2) Prinsip Diferensiasi (Differentiation)
Prinsip diferensisasi menunjuk pada sifat alam yang secara terus menerus menimbulkan perbedaan, keseragaman, dan keunikan. Prinsip diferensiasi menuntut siswa untuk saling mengormati keunikan masing–masing individu serta menghormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif dan bekerja sama.
3) Prinsip Pengorganisasian Diri (Self Organization)
Setiap individu mempunyai potensi yang melekat pada dirinya yang berbeda dari individu lain. Prinsip organisasi diri menuntut para pendidik dan para pengajar di sekolah agar mendorong tiap siswanya untuk memahami dan merealisasikan semua potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin.

c. Komponen-Komponen Pembelajaran Kontekstual
Dalam pembelajaran kontekstual terdapat komponenkomponen yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran kontekstual. Menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2009: 168-172) komponen-komponen pembelajaran kontekstual tersebut adalah sebagai berikut:
1) Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2) Inkuiri
Asas inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.
3) Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar dalam pembelajaran kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain (team work). Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar yang dibentuk secara formal maupun dalam lingkungan secara alamiah.
5) Pemodelan (Modelling)
Asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6) Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang telah dilakukan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar