Senin, 09 November 2015

Pengertian Sintaksis

Pengertian Sintaksis

Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
Manaf (2009:3) menjelaskan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa, klausa, dan kalimat.

B.Wilayah Kajian Sintaksis
Yang menjadi wilayah kajian sintaksis adalah struktur internal kalimat yakni frasa, klausa dan kalimat itu sendiri. Berikut dijelaskan secara lebih rinci.
1.Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 2003:222). Perhatikan contoh-contoh berikut.
a.bayi sehat
b.baju lama
c.tempat duduk
d.pisang goreng
e.baru datang
f.sedang membaca
Satuan bahasa bayi sehat, pisang goreng, baru datang, dan sedang membaca adalah frasa karena satuan bahasa itu tidak membentuk hubungan subjek dan predikat. Widjono (2007:140) membedakan frasa berdasarkan kelas katanya yaitu frasa verbal, frasa adjektiva, frasa pronominal, frasa adverbia, frasa numeralia, frasa interogativa koordinatif, frasa demonstrativa koordinatif, dan frasa preposisional koordinatif. Berikut ini dijelaskan satu persatu jenis frasa.

a.Frasa verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja. Frasa verbal terdiri dari tiga jenis yakni sebagai berikut.
1)Frasa verbal modifikatif (pewatas) yang dibedakan menjadi.
a)Pewatas belakang, seperti contoh berikut ini.
Ia bekerja keras sepanjang hari.
Orang itu bekerja cepat setiap hari.
b) Pewatas depan, seperti contoh berikut ini.
Kami akan menyanyikan lagu kebangsaan.
Mereka pasti menyukai makanan itu.
2)Frasa verbal koordinatif yaitu dua verba yang disatukan dengan kata penghubung dan atau atau, seperti contoh berikut ini.
a)Mereka mencuci dan menjemur pakaiannya.
b)Kita pergi atau menunggu ayah.
3)Frasa verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan. Contohnya adalah sebagai berikut.
a)Aie Pacah, tempat tinggal saya, akan menjadi pusat pemerintahan kota Padang.
b)Usaha Pak Ali, berdagang kain, kini menjadi grosir.
b.Frasa Adjektival
Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat atau keadaan sebagai inti (yang diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan seperti agak, dapat, harus, kurang, lebih, paling, dan sangat. Frasa adjektival mempunyai tiga jenis seperti yang dijelaskan berikut ini.
1)Frasa adjektival modifikatif (membatasi), contohnya adalah sebagai berikut.
Tampan nian kekasih barumu.
Hebat benar kelakuannya.
2)Frasa adjektival koordinatif (menggabungkan), contohnya adalah sebagai berikut.
Setelah pindah, dia aman tentram di rumah barunya.

Dia menginginkan pria yang tegap kekar untuk menjadi suaminya.
3)Frasa adjektival apositif seperti contoh berikut ini.
Srikandi cantik, ayu rupawan, diperistri oleh Arjuna.
Skripsi yang berkualitas, terpuji dan terbaik, diterbitkan oleh Universitas.
c.Frasa Nominal
Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dibagi menjadi tiga jenis seperti yang dijelaskan berikut ini.
1)Frasa nominal modifikatif (mewatasi), misalnya rumah mungil, hari minggu, bulan pertama. Contohnya seperti berikut ini.
Pada hari minggu layanan pustaka tetap dibuka.
Pada bulan pertama setelah menikah, mereka sudah mulai bertengkar.
2)Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya hak dan kewajiban, dunia akhirat, lahir bathin, serta adil dan makmur. Contohnya seperti berikut ini.
Seorang PNS harus memahami hak dan kewajiban sebagai aparatur negara.
Setiap orang menginginkan kebahagiaan dunia akhirat.
3)Frasa nominal apositif, contohnya seperti berikut ini.
Anton, mahasiswa teladan itu, kini menjadi dosen di Universitasnya.
Burung Cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah hampir punah.
d.Frasa adverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa adverbial dibagi dua jenis yaitu.
1)Frasa adverbial yang bersifat modifikatif (mewatasi), misalnya sangat pandai, kurang pandai, hampir baik, dan pandai sekali. Contoh dalam kalimat seperti berikut ini.
Dia kurang pandai bergaul di lingkungan tempat tinggalnya.

Kemampuan siswa saya dalam mengarang berada pada kategori hampir baik.
2)Frasa adverbial yang bersifat koordinatif (tidak saling menerangkan), contohnya seperti berikut ini.
Jarak rumah ke kantornya lebih kurang dua kilometer.
e.Frasa Pronominal
Frasa pronominal adalah frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Frasa pronominal terdiri dari tiga jenis yaitu seperti berikut ini.
1)Frasa pronominal modifikatif, contohnya seperti berikut.
Kami semua dimarahi guru karena meribut.
Mereka berdua minta izin karena mengikuti perlombaan.
2) Frasa pronominal koordinatif, contohnya seperti berikut.
Aku dan kau suka dancow.
Saya dan dia sudah lama tidak bertegur sapa.
3)Frasa pronominal apositif, contohnya seperti berikut.
Kami, bangsa Indonesia, menyatakan perang terhadap korupsi.
Mahasiswa, para pemuda, siap menjadi pasukan anti korupsi.
f.Frasa Numeralia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa numeralia terdiri dari dua jenis yaitu.
1)Frasa numeralia modifikatif, contohnya seperti di bawah ini.
Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban.
Orang itu menyumbang pembangunan jalan dua juta rupiah.
Enam ikat rambutan sudah terjual.
2)Frasa numeralia koordinatif, contohnya seperti di bawah ini.
Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan pada gang itu.
Entah tiga, entah empat kali dia sudah meminjam uang saya.
Saat berlibur ke Pangandaran, aku berusaha mengingat itu liburan yang kelima atau keenam kalinya.

g.Frasa Introgativa koordinatif
Frasa introgativa koordinatif adalah frasa yang berintikan pada kata tanya. Contohnya seperti berikut ini.
Jawaban apa atau siapa merupakan ciri subjek kalimat.
Jawaban mengapa atau bagaimana merupakan pertanda jawaban prediket.
h.Frasa Demonstrativa koordinatif
Frasa demonstrativa koordinatif adalah frasa yang dibentuk dengan dua kata yang tidak saling menerangkan. Contohnya seperti berikut ini.
Saya bekerja di sana atau di sini sama saja.
Saya memakai baju ini atau itu tidak masalah.
i.Frasa Proposional Koordinatif
Frasa proposional koordinatif dibentuk dari kata depan dan tidak saling menerangkan. Contohnya seperti berikut.
Perjalanan kami dari dan ke Bandung memerlukan waktu enam jam.
Koperasi dari, oleh dan untuk anggota.
2.Klausa
Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung unsur predikatif (Keraf, 1984:138). Klausa berpotensi menjadi kalimat. (Manaf, 2009:13) menjelaskan bahwa yang membedakan klausa dan kalimat adalah intonasi final di akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi final, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final. Intonasi final itu dapat berupa intonasi berita, tanya, perintah, dan kagum. Widjono (2007:143) membedakan klausa sebagai berikut.
1) Klausa kalimat majemuk setara
Dalam kalimat majemuk setara (koordinatif), setiap klausa memiliki kedudukan yang sama. Kalimat majemuk koordinatif dibangun dengan dua klausa atau lebih yang tidak saling menerangkan.
Contohnya sebagai berikut.

-Rima membaca kompas, dan adiknya bermain catur.
Klausa pertama Rima membaca kompas. Klausa kedua adiknya bermain catur. Keduanya tidak saling menerangkan.
2) Klausa kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat dibangun dengan klausa yang berfungsi menerangkan klausa lainnya. Contohnya sebagai berikut.
-Orang itu pindah ke Jakarta setelah suaminya bekerja di Bank Indonesia.
Klausa orang itu pindah ke Jakarta sebagai klausa utama (lazim disebut induk kalimat) dan klausa kedua suaminya bekerja di Bank Indonesia merupakan klausa sematan (lazim disebut anak kalimat).
3)Klausa gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat
Klausa gabungan kalimat majemuk setara dan bertingkat, terdiri dari tiga klausa atau lebih. Contohnya seperti berikut ini.
-Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi.
Kalimat di atas terdiri dari tiga klausa yaitu.
Dia pindah ke Jakarta (klausa utama)
Setelah ayahnya meninggal (klausa sematan)
Ibunya kawin lagi (klausa sematan)
Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal. (Kalimat majemuk bertingkat). Ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi. (Kalimat majemuk setara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar